ANTARA/Ricky Prayoga

Koperasi Merah Putih Diperkirakan Akan Menyerap Tenaga Kerja Sebanyak 1,6 Juta Orang.

Jumat, 09 Mei 2025

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono percaya bahwa Koperasi Merah Putih (KMP) setidaknya dapat menyerap 1,6 juta tenaga kerja dari 80 ribu unit yang direncanakan untuk dibentuk di seluruh Indonesia. "Hitung saja, pengawas, pengurus, pengelola, misalkan 20 orang, dikali 80 ribu. Itu berarti ada 1,6 juta orang yang terserap (se-Indonesia). Belum termasuk anggota yang akan diajak sebanyak-banyaknya agar dapat berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi desa," ujar Ferry setelah seminar Nasional Refleksi Gagasan Koperasi Bung Hatta: Sebagai Upaya Mewujudkan Keadilan Sosial, di Unpad Bandung, pada hari Sabtu. Mengenai KMP yang akan segera dibentuk, ia menekankan bahwa koperasi ini tidak hanya akan berfungsi sebagai koperasi simpan pinjam, tetapi juga sebagai koperasi yang produktif. "Hasil produksi, hasil panen pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan akan dikelola oleh koperasi," tambahnya. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah ingin koperasi tidak hanya mengelola usaha kecil, tetapi juga dapat terlibat dalam sektor pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan bahkan memiliki pabrik. "Dulu kita memiliki industri tekstil, pabrik tekstil, yang dikenal sebagai gabungan koperasi batik, dan kita ingin menghidupkannya kembali. Ada gabungan koperasi susu, dan kita akan mendirikan pabrik pengolahan susu, mulai dari pasteurisasi hingga produksi susu UHT. Jadi koperasi harus besar," tegasnya. Besarnya koperasi, menurut Ferry, sejalan dengan cita-cita salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia, Muhammad Hatta, yang idealismenya dibahas dalam seminar ini, dengan poin bahwa koperasi harus mampu mengakomodasi anak muda dan menjadi pilar perekonomian nasional untuk mengimplementasikan pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan ekonomi Pancasila. "Jadi gagasan kita tentang koperasi harus dapat hidup dan berkembang lagi, dan kita sebagai generasi penerus tentu akan mengembangkannya," tutupnya.

Di sisi lain, Ketua Pembina Yayasan Hatta, Meutia Hatta, menganggap seminar ini sangat krusial karena dapat memperluas pemahaman generasi muda mengenai pentingnya koperasi. Ia juga menyambut positif inisiatif pemerintah saat ini untuk memajukan koperasi. "Seperti yang disampaikan oleh Pak Wamen, kami berupaya untuk menghidupkan kembali koperasi sesuai dengan pemikiran Bung Hatta. Keluarga dan Yayasan Hatta merasa bertanggung jawab untuk melanjutkan apa yang belum terlaksana dengan baik di masa lalu. Kami ingin agar koperasi dapat berperan dalam masyarakat dan masyarakat pun siap untuk koperasi," ungkap Meutia. Halida Hatta, yang juga merupakan salah satu pembicara dalam seminar ini, mengingatkan bahwa koperasi adalah sebuah organisasi di mana setiap individu harus bersedia bekerja dan memiliki martabat. "Setiap orang harus percaya pada martabat dan kemampuannya, serta bersedia bekerja sama untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu berkolaborasi dalam menciptakan produk yang berkualitas. Kerja ekonomi yang baik adalah penting karena ini berkaitan dengan kehidupan organisasi dan ekonomi, sehingga bukan hanya insentif atau profit yang menjadi prioritas, melainkan hal-hal tersebut akan datang dengan sendirinya melalui modal yang kuat," jelas Halida.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.