Bangkok - Raihan empat medali emas oleh cabang atletik Indonesia di SEA Games 2025 Thailand tidak datang dengan mudah. Di balik prestasi gemilang tersebut, terdapat strategi balap yang matang dan ketahanan mental yang tangguh dari para atlet. Violine Intan Puspita, Hendro, Robi Syianturi, dan Odekta Elvina Naibaho membuktikan bahwa fisik yang prima harus didukung oleh mental yang kuat. Kombinasi inilah yang membawa mereka ke puncak podium.
Violine Intan Puspita mengaku sempat mengalami momen sulit dalam perlombaan jalan cepat 20 kilometer putri. Ia tertinggal di empat lap terakhir sebelum finis, sebuah situasi yang bisa menurunkan mental atlet biasa. Namun, Violine berhasil bangkit dan menyalip pesaingnya di dua lap terakhir. Perubahan strategi di akhir lomba ini menjadi kunci kemenangannya.
Hendro di nomor jalan cepat putra juga mengandalkan pengalaman dan strategi yang telah teruji. Sebagai atlet yang telah enam kali meraih emas SEA Games, ia paham betul bagaimana mengatur pace dan energi. Hendro tidak terburu-buru di awal lomba, melainkan menjaga ritme hingga akhir pertandingan. Strategi konservatif ini terbukti efektif membawanya ke garis finis pertama.
Baca Juga: SEA Games 2025: Panduan Menonton Pertandingan Taekwondo Indonesia Di Bangkok
Di nomor marathon, faktor mental dan strategi menjadi semakin krusial mengingat jarak yang sangat jauh. Robi Syianturi dan Odekta Elvina Naibaho harus mengelola stamina dan taktik sepanjang 42 kilometer. Keduanya berhasil mempertahankan fokus dan motivasi dari start hingga finish. Ketahanan mental inilah yang membedakan mereka dengan pesaing dari negara lain.
Violine usai pertandingan mengungkapkan bahwa emas ini menjadi kebanggaan pribadi sekaligus motivasi untuk meraih prestasi lebih tinggi. Ia menyadari bahwa kemenangan tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik, tetapi juga oleh kesiapan mental. Pelajaran dari lomba ini akan menjadi bekal berharga untuk kompetisi di tingkat Asia dan dunia.
Hendro juga menekankan pentingnya persiapan mental selain persiapan fisik. Sebagai atlet senior, ia memahami bahwa tekanan pertandingan besar seperti SEA Games bisa mempengaruhi performa. Pengalaman bertarung di berbagai ajang membantunya mengelola stres dan tampil maksimal ketika dibutuhkan.
Keberhasilan atletik Indonesia meraih empat emas sekaligus menjadi bukti efektivitas program pembinaan yang holistik. Pelatih tidak hanya fokus pada aspek fisik dan teknik, tetapi juga membangun mental atlet. Pendekatan ini terbukti berhasil melahirkan atlet-atlet tangguh yang siap bersaing di tingkat regional.
Prestasi di SEA Games 2025 ini harus menjadi landasan untuk persiapan menuju ajang yang lebih besar. Dengan terus menyempurnakan strategi dan memperkuat mental atlet, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan atletik yang disegani tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di tingkat Asia dan dunia.