Jakarta - Respons Davina Karamoy terhadap gosip yang menyebutnya sebagai orang ketiga mengungkapkan dinamika psikologis yang kompleks yang sering dihadapi para selebriti. Aktris berusia 23 tahun ini menunjukkan berbagai strategi koping, mulai dari upaya mencapai tingkat keikhlasan hingga ancaman serius untuk menempuh jalur hukum. Kombinasi respons ini menggambarkan perjalanan emosional yang dialami publik figur ketika menghadapi tekanan gosip yang tidak berdasar.
Davina mengaku telah berusaha mencapai tahap penerimaan dan keikhlasan dalam menghadapi berbagai fitnah yang datang silih berganti. Pengakuan ini menunjukkan upaya psikologis untuk mengurangi dampak negatif gosip terhadap kesejahteraan mentalnya. Dengan menyatakan sudah berada pada tahap membebaskan diri, Davina berusaha mengambil kendali atas narasi yang memengaruhi hidupnya.
Namun, di sisi lain, Davina juga menunjukkan batas kesabarannya dengan mengancam akan menempuh jalur hukum jika gosip yang beredar dinilai sudah melampaui batas kewajaran. Ancaman ini mencerminkan mekanisme pertahanan yang lebih aktif dan konfrontatif, menunjukkan bahwa di balik upaya untuk ikhlas, tetap ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Kombinasi antara penerimaan dan perlawanan ini menjadi strategi adaptif dalam menghadapi tekanan terus-menerus.
Baca Juga: Mandiri Finansial, Aura Kasih Tak Pernah Minta Nafkah Pada Eks Suami
Davina juga mengungkapkan bahwa kadang-kadang fitnah yang diterimanya begitu tidak masuk akal sehingga lebih baik dianggap sebagai bahan becanda. Pernyataan ini menunjukkan upaya untuk meremehkan gosip sebagai mekanisme pertahanan psikologis. Dengan mengubah persepsi dari sesuatu yang mengancam menjadi sesuatu yang bisa ditertawakan, Davina berusaha mengurangi dampak emosional dari gosip tersebut.
Dukungan keluarga, khususnya dari ibunda Esther Novita, juga memainkan peran penting dalam ketahanan psikologis Davina. Esther tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga mengungkapkan berbagai tekanan lain yang dihadapi putrinya, mulai dari komentar tentang jerawat hingga teriakan tidak menyenangkan. Pengakuan ini membantu mengkontekstualisasikan isu orang ketiga sebagai bagian dari pola tekanan yang lebih besar.
Esther Novita juga menegaskan keyakinannya bahwa kebenaran akan terungkap dengan sendirinya dan mereka tidak perlu takut menghadapi segala gosip yang beredar. Pernyataan ini memberikan dasar kepercayaan dan stabilitas emosional yang penting bagi Davina dalam menghadapi badai pemberitaan negatif. Dukungan keluarga seperti ini seringkali menjadi faktor penentu dalam kemampuan selebriti untuk bertahan di industri hiburan.
Davina Karamoy sendiri telah membuktikan ketahanan profesionalnya dengan karier yang terus berkembang sejak debut di sinetron Tukang Ojek Pengkolan pada tahun 2018. Perjalanan kariernya melesat dengan debut layar lebar di film Mata Batin 2 pada tahun 2019, diikuti berbagai peran di film seperti Rumah Kentang: The Beginning, Di Bawah Umur, The Other Side, Jin & Jun, Dendam Malam Kelam, Tak Ingin Usai di Sini, dan Kang Solah from Kang Mak x Nek Gayung.
Puncak popularitasnya datang setelah membintangi film Ipar adalah Maut dengan peran sebagai Rani yang berkesan. Kesuksesan karier ini tentu harus diimbangi dengan ketahanan psikologis yang kuat mengingat kehidupan pribadinya yang terus menjadi sorotan. Respons Davina terhadap gosip terbaru tentang dirinya sebagai orang ketiga menjadi studi kasus menarik tentang dinamika psikologis selebriti di era media sosial.