Dalam satu minggu, terdapat tiga acara yang mengangkat tema begawan ekonomi, Sumitro Djojohadikusumo. Di sisi lain, kondisi perekonomian global telah beralih dari era kapitalisme dan sosialisme menuju era ekonomi yang penuh ambisi, yang dikenal sebagai the age of ambition. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), menyatakan bahwa ekonomi yang penuh ambisi ini dapat menyebabkan terjadinya resesi atau depresi ekonomi di tengah ketidakpastian yang ada. Menurutnya, berbagai pemikiran Sumitro tetap relevan dalam membantu Indonesia bertahan di tengah ketidakpastian. "Sumitro adalah salah satu dari tiga individu yang pantas disebut sebagai begawan ekonomi Indonesia, dan pemikiran-pemikirannya masih bisa dicontoh hingga saat ini," ujar Dorodjatun dalam keterangannya, Selasa (3/6). Menurut pendapatnya, ekonomi kerakyatan yang dipelopori oleh Sumitro dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat masih dianggap sulit untuk dilaksanakan hingga saat ini. Sementara itu, Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, menyatakan bahwa gagasan Sumitro akan tetap relevan baik saat ini maupun di masa depan. Hal ini tercermin dari program hilirisasi sumber daya hingga kebijakan proteksionisme yang terukur yang saat ini diterapkan oleh pemerintah Indonesia. "Diperlukan ketulusan untuk menggali pemikiran-pemikiran Sumitro guna menemukan solusi nyata bagi kondisi perekonomian saat ini, sebagai modal untuk masa depan," ujar Teguh.