AP/Anupam Nath

Panas! India Membangun Jet Siluman Paling Canggih, Menanggapi Manuver Pakistan

Rabu, 28 Mei 2025

Pemerintah India secara resmi telah menyetujui kerangka kerja untuk pengembangan jet tempur siluman tercanggih dalam sejarah militernya, sebuah langkah strategis yang diambil di tengah meningkatnya ketegangan keamanan dengan Pakistan setelah terjadinya konflik bersenjata singkat antara kedua negara.

Kementerian Pertahanan India pada Selasa (27/5/2025) mengungkapkan bahwa proyek ini akan menjadi pilar utama dalam modernisasi Angkatan Udara India (IAF) dan dirancang sebagai pesawat tempur generasi kelima dengan mesin ganda dan kemampuan siluman yang lengkap.

Jet tempur ini akan dikembangkan oleh Aeronautical Development Agency (ADA) yang merupakan lembaga milik pemerintah India, yang dalam waktu dekat akan membuka pengajuan minat (expression of interest) dari perusahaan pertahanan domestik untuk merancang prototipe pesawat tersebut. "India akan bermitra dengan perusahaan lokal untuk program pesawat tempur siluman ini. Tawaran akan dibuka untuk perusahaan milik negara maupun swasta, dan mereka dapat mengajukan secara mandiri atau sebagai usaha patungan," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan India, yang dikutip dari Reuters.

Kebutuhan Mendesak

Proyek ini muncul di tengah kekhawatiran yang mendalam mengenai berkurangnya kekuatan udara India. Saat ini, IAF hanya memiliki 31 skuadron tempur aktif, yang jauh di bawah kebutuhan ideal sebanyak 42 skuadron. Sebagian besar armada tersebut terdiri dari pesawat buatan Rusia dan peninggalan era Soviet.

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena Cina secara agresif memperluas kekuatan udaranya, sementara Pakistan—rival utama India—telah mengoperasikan jet tempur J-10 buatan China, yang dikategorikan sebagai pesawat tempur modern dengan teknologi canggih.

Persetujuan proyek jet tempur siluman ini terjadi hanya beberapa pekan setelah India dan Pakistan terlibat dalam bentrokan militer selama empat hari, yang melibatkan penggunaan jet tempur, rudal, artileri, dan drone bersenjata.

Konflik tersebut berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump, namun meninggalkan ketegangan yang masih membara di antara kedua negara bersenjata.

Peran Sektor Swasta

India sebelumnya sangat bergantung pada perusahaan milik negara Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) untuk memproduksi pesawat militer. Namun, keluhan mengenai lambatnya pengiriman pesawat tempur ringan Tejas generasi 4.5 telah mendorong pemerintah untuk melibatkan sektor swasta dalam proyek-proyek strategis.

Ketua Staf Angkatan Udara India, Air Chief Marshal Amar Preet Singh, telah secara terbuka mengkritik HAL atas keterlambatan pengiriman Tejas, yang menurut HAL disebabkan oleh keterlambatan pasokan mesin dari General Electric (GE) akibat masalah rantai pasokan di AS.

Menanggapi situasi ini, komite pertahanan India pada bulan Maret lalu merekomendasikan agar sektor swasta terlibat langsung dalam produksi pesawat militer untuk mempercepat pembangunan dan memperkuat kemandirian sektor pertahanan.

Jet tempur generasi kelima yang direncanakan oleh India ini akan menjadi platform siluman pertama dalam sejarah militernya, dan diharapkan dapat bersaing dengan jet tempur mutakhir dari negara-negara besar seperti F-35 milik AS atau Chengdu J-20 buatan China.

Pesawat ini diharapkan memiliki fitur-fitur canggih seperti radar cross-section yang rendah, kemampuan serangan presisi, avionik mutakhir, serta kemampuan supercruise, yaitu kemampuan terbang supersonik tanpa menggunakan afterburner.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.