Kementerian Perindustrian secara konsisten menjalin sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melaksanakan kegiatan link and match antara IKM komponen otomotif dan industri besar. “Tahun ini, industri otomotif menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Situasi ini harus dihadapi dengan serius oleh semua pihak, karena di balik setiap tantangan biasanya terdapat peluang,” ungkap Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam acara “Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif dengan Industri Besar” di Jakarta, Selasa (10/12). Wakil Menteri juga menekankan pentingnya insentif bagi pelaku industri besar yang berpartisipasi dalam program link and match dengan sektor IKM. “Inisiatif ini sangat penting, karena dengan komitmen dan konsistensi, semua lini bisnis dapat terintegrasi dalam membangun rantai pasok industri domestik,” jelasnya. Menteri Perindustrian berharap agar program link and match serupa dapat diterapkan di berbagai sektor industri lainnya. Program ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi kemitraan dan rantai pasok, serta mendukung pelaku IKM untuk terus meningkatkan daya saing mereka. “Melalui komitmen kemitraan ini, kita juga mendukung kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan substitusi impor yang bertujuan untuk melindungi industri domestik agar dapat menjadi pemimpin pasar di tanah air,” tambahnya. Program link and match antara IKM komponen otomotif dan industri besar merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara Kemenperin dan Kadin Indonesia yang dilakukan pada tahun 2022, dan telah berlangsung secara rutin hingga tahun 2024. Selama periode 2022-2024, sebanyak 122 IKM telah terjalin kemitraan dengan 55 Tier-1 APM. Hal ini juga mendorong produk IKM untuk memiliki pasar yang berkelanjutan, serta mendorong pelaku IKM untuk meningkatkan kelasnya, yang diharapkan dapat menciptakan efek multiplier terhadap pertumbuhan industri otomotif domestik, ujar Faisol. Wakil Menteri Perindustrian memberikan penghargaan yang tinggi kepada mitra-mitra Kemenperin, termasuk Kadin Indonesia, PT Astra International Tbk, PT Astra Honda Motor, PT Astra Otoparts Tbk, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal. “Ini merupakan bukti nyata dari semangat kolaborasi dan sinergi yang luar biasa dalam mendorong peran IKM agar dapat terintegrasi dalam rantai pasok industri otomotif nasional,” tambahnya. Wakil Menteri Perindustrian juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penandatanganan 60 MoU antara 57 IKM komponen otomotif dan 28 industri besar. “Saya berharap agar hasil dari MoU ini dapat diimplementasikan dengan baik dan terus dipantau keberlanjutannya. Semoga ini menjadi sinyal positif bagi kebangkitan industri otomotif nasional serta menciptakan sinergi yang baik antara kedua belah pihak,” kata Faisol. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menjelaskan bahwa kegiatan temu bisnis atau link and match pertama kali dilaksanakan pada tahun 2017 dan menjadi agenda rutin tahunan Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin. “Pada tanggal 19 November 2024 lalu, telah dilakukan penandatanganan 54 MoU antara YDBA, Tier 1 APM, dan IKM, yang dilanjutkan dengan penandatanganan simbolis enam MoU pada hari ini dari total 28 Tier-1 APM dan 57 IKM,” jelas Reni. Selain penandatanganan MoU, rangkaian acara juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti workshop mengenai strategi dan program pembinaan IKM yang menghadirkan narasumber dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra Honda Motor, PT Nandya Karya Perkasa (Tier-1), PT Amanah Jaya Perkasa (IKM), lembaga pembiayaan non-perbankan, serta IKM start-up industri. Kami juga memberikan penghargaan kepada semua pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam mendukung program kemitraan dengan Kementerian Perindustrian, termasuk Kadin Indonesia, YDBA, Astra International, Astra Honda Motor, Penjabat Bupati Tegal, serta Dinas Perindustrian, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal,” ungkap Reni. Direktur Jenderal IKMA menyatakan harapannya agar acara ini dapat menjadi platform bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk melakukan konsultasi secara intensif dengan pemasok APM dan industri besar yang menjadi mitra IKM. Penampilan produk di booth pemasok APM diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi IKM untuk melihat secara langsung produk-produk yang berpotensi untuk disuplai oleh mereka. “Diharapkan bahwa kegiatan ini dapat mendorong terbentuknya komunikasi yang baik antara pelaku usaha IKM dengan pemasok ATPM dan industri besar, membuka akses pasar bagi IKM otomotif, serta memfasilitasi pertukaran informasi dan wawasan industri, sehingga terjalin kemitraan yang saling menguntungkan,” tutup Reni.