Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa realisasi investasi di sektor otomotif di Indonesia antara tahun 2020 hingga 2024 diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah. Ini menunjukkan besarnya kontribusi sektor otomotif terhadap perekonomian nasional. "Kontribusi sektor otomotif terhadap ekonomi negara sangat signifikan. Jika kita perhatikan, investasi di industri otomotif selama periode tersebut telah melebihi Rp 157 triliun," ungkap Rosan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, pada Selasa sore (6/5). "Kontribusi investasi terhadap PDB kita menempati urutan kedua setelah konsumsi domestik, dengan porsi sedikit di atas 29 persen," tambahnya. Dari porsi tersebut, industri manufaktur berkontribusi sebesar 18,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan sektor otomotif menjadi salah satu sektor utama. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor otomotif terhadap PDB manufaktur rata-rata mencapai 7,6 persen. Rosan menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari potensi Indonesia sebagai 'tuan rumah' untuk kendaraan listrik. Menurutnya, Indonesia memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, mulai dari tambang nikel hingga fasilitas daur ulang baterai. "Mungkin banyak di antara Anda yang belum mengetahui bahwa Indonesia memiliki ekosistem baterai kendaraan listrik yang paling lengkap," tuturnya. "Dari pertambangan nikel, hingga produk akhir seperti nikel sulfate, precursor, cathode, anode, sel baterai, paket baterai, hingga daur ulang baterai, semua investasi tersebut sudah ada di Indonesia. Jadi, keseluruhan ekosistem ini sudah tersedia," tambahnya. Lebih lanjut, Rosan menargetkan bahwa pada tahun 2029, atau dalam waktu empat tahun ke depan, 36 persen produk kendaraan listrik Indonesia akan terintegrasi dalam rantai nilai global. Namun, inisiatif ini sudah dimulai sejak sekarang. Lebih lanjut, Rosan menargetkan bahwa pada tahun 2029, atau dalam waktu empat tahun ke depan, 36 persen produk kendaraan listrik Indonesia akan terintegrasi dalam rantai nilai global. Proses ini sudah dimulai sejak saat ini. "Yang terpenting, penjualan kendaraan listrik berbasis baterai diperkirakan akan tumbuh sebesar 151,4 persen year-on-year (YoY) pada tahun 2024. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan YoY dari tahun 2019 hingga 2024 diperkirakan mencapai 331 persen, yang menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan," ujarnya.